Senin, 22 Juni 2009

482 Tahun Jakarta

Tanggal 22 Juni 2009 Ibukota dai negara Indonesia merayakan hari jadinya yang ke 482. 482 tahun kota tersebut sudah banyak mengalami perubahan. yang pasti berubah sekarang sudah tidak nampak lagi kebon yang isinya hanya buah jeruk saja, kampung yang isinya hanya orang melayu saja, buah menteng yang sudah tidak bisa ditemui lagi. memang jakarta mengalami banyak kemjuan karena pembangunan dimana-mana yang membabi buta, kuburan di daerah casablanca dan karet sudah disapu bersih dijadikan apartemen hotell atau perkantoran. Memang kemajuan pembangunan ini ada dampak positifnya, tapi karena keserakahan akan untung yg besar karena pembangunan disana-sini yang membabi buta membuat jakarta jadi malah kacau. sekarang justru bukan kebon yg isinya jeruk lagi bukan pula pondok yang banyak kupinya, dagh ga ada juga kebon yang banyak kacangnya yg ada tinggal sampah dan banjir. Itulah kondisi jakarta saat ini.

semakin banyaknya pendatang dari luar jakarta, yang juga berandil dalam pembangunan dan tergusurnya tanah n drumah-rumah orang milik betawi asli. ini membuat jakarta tiap tahun semakin penuh dan padat kemacetan yang tidak bisa diatasi, kriminalitas juga yang semakin banyak. penipuan merajalela dengansegala macem bentuk. sekarang ini di jakarta sudah aga sulit mencari orang yang benar2 betawi asli nama seperti jaelani, junaedi, juleha, jarkasi, juned, rohali, rohaya, zaenab. dll sudah sulit ditemui. sekarang yang banyak justru nama yang terdapat unsur "o" nya, klo wanita banyak unsur "wati" alias orang jawa. walau tidak banyak juga nama yang bermarga alisa orang batak, yang pasti para pendatang itulah yg banyak berkuasa di jakarta, bisa kita ketahui sudah berap gubernur yang bukan orang jakarta asli malah hampir tidak pernah org jakarta asli jadi gubernur. memang gubernur yang sekarang kelahiran jakarta tapi saya tidak tahu apakah beliau benar2 orang betawi asli atau bukan.

semakin banyaknya pendatang semakin kacau saja jakarta, tapi jakarta masih mending dibanding lampung yang benar2 sudah dijajah oleh orang jawa. sampai-sampai daerah-daerah di lampung itu banyak menggunakan nama kota yang ada di jawa. penduduk asli lampung yg tinggal di lampung pun persentasenya lebih sedikit dibanding penduduk jakarta yang tinggal di jakarta. andai saia saya jadi gubernur pasti saya akan usir orang-orang pendatang yang dagh merusak jakarta, lebih baik jakarta tidak maju lebih baik tidak jadi ibukota dan pusat perekonomian daripada kota tanah leluhur saya ini banyak terlihat sampah di kali-kalinya dan akhirnya mengakibatkan banjir. setiapa abis lebaran saya lihat di stasiun byk sekali pengunjung yg dateng, entah yang sudah menetap atau yang baru datang. yang pasti mereka akan menambah sumpek jakarta menambah macet. bayangkan saja jakarta tidak macet sama sekali cuma pada saat lebaran mau tidur dijalanan pun bisa.

jika dibandingkan dengan vienna atau wien atau wina dalam bhs indonesianya adalah ibukota austria disana masih banyak bangunan2 tua dan bersejarah, bukan berarti di kota tersebut tidak ada pembangunan. mereka tetap ada pembangunan tapi tetap memelihara nilai2 sejarahnya bukan berdasar pada kerakusan dan keserakahan semata yang mengakibatkan bencana bagi kota tersebut. negara indonesia hancur gara-gara orang jawa giliran bukan orang jawa yg mimpin lumayan sukses walau cuma bntaran aja, kemudian diganti dgn orang jawa lagi. proyek BKT pun byk yg susah digusur kata org cy pny org madura yag blm digusur karena mereka beranggapan tanah didunia ini milik tuhan. gmn mau beres jakarta giliran ada pembangunan tuk menghindari banjir malah terhambat. yagh dengan byknya orang pendatang yg berkuasa dijkrta bisa dibilang juga jakarta penuh sampah dan sealu banjir jika hujan deras akibat ulah para pendatang.

sungguh ironis 482 tahun jakarta disamping semakin maju juga semakin kacau.

nb: hanya melihat realita yang terjadi di jakarta saat ini....